Pengalaman PCR Tes / Swab Untuk Cek Covid 19

Tidak ada komentar

Holla
I'm back again

Hari ini aku mau cerita tentang rasanya melakukan pemeriksaan PCR tes atau swab tes untuk deteksi Covid-19. Saat ini aku bekerja di salah satu rumah sakit yang ada di Jakarta, jadi untuk melakukan pemeriksaan ini aku tidak di pungut biaya sama sekali. Tes ini merupakan screening yang dilakukan kepada karyawan dari rumah sakit tempat aku bekerja.

Aku melakukan tes hari Jum'at ( 8 Mei 2020) lalu. Tes swab ini dilakukan dengan memasukan alat menyerupai cottonbud dengan ukuran yang lebih panjang kedalam rongga hidung. Saat pemeriksaan kita akan diminta untuk duduk dan mendongakan kepala. Dokter menganjurkan untuk menatap keatas dan membuka mata serta bernapas melalui mulut saat pemeriksaan berlangsung. Diusahakan juga untuk tidak mengernyitkan dahi dan hidung saat pemeriksaan.

Aku-pun mengikuti instruksi dari dokter. 

Duduk lalu mendongak dengan mata terbuka.

Saat alatnya baru masuk ke hidung sih masih gak berasa sakit sama sekali. Pas alatnya mentok ke ujung hidung cuma kaget dikit sih. Tapiiiiiiiii, pas alatnya di puter - puter dalam hidung rasanyaa itu menurut aku lumayan sakit. Bukan jenis sakit yang banget - banget itu sih, tapi lebih ke gak nyaman yang bikin sakit (?). Bahkan tanpa sadar air mata aku jadi meleleh keluar gitu. Bahkan, saat harus pemeriksaan hidung yang satunya lagi, aku masih harus ada jeda dulu. Gak bisa langsung masuk kayak teman - teman aku yang lain, karena saking tidak nyamannya. Oiya, tes ini dilakukan di kedua hidung kita yaaa, bukan salah satunya aja. Jadi hidung kita dua - duanya akan dimasukan alat tes tersebut bergantian.
Pas Alatnya di Puter - Puter dalam Hidung

Tapi, rasa sakit yang bisa di tahan orang kan beda - beda yaa. 

Teman seruangan aku yang tes bareng aku juga bilang sakit, tapi dia gak sampai nangis kayak aku. Kata temen aku, dengan membuka mata lebar - lebar dan terus ngeliat keatas dan bernapas lewat mulut jadi gak terlalu sakit saat pemeriksaan. Kebukti sih, dia selesai pemeriksaan biasa aja gitu setelahnya.
 
Kalau aku kayaknya kurang kooperatif  deh saat itu, jadinya merasa lebih sakit sampai bikin aku nangis. Soalnya dokternya ngingetin beberapa kali buat tetep ngeliat keatas dan ngebenerin posisi kepala aku. Untungnya dokternya sabar pas meriksa aku. 

Pemeriksaannya gak lama sih menurut aku. Satu orang gak sampai 5 menit deh kayaknya kalau orangnya kooperatif. Tapi, kalau aku pribadi sih rasanya itu satu hidung kayaknya lamaaaaaaa banget 

Tapi syukurnya aku berani untuk tes, walaupun sebenarnya takut dan gak pengen ikut tes. Di suntik aja aku takut, apa lagi tes beginian. Ngeliatnya aja udah seremkan. Semoga aja hasilnya besok bagus. Masih harus nunggu kira - kira seminggu lagi deh buat bisa tau hasilnya.




Tidak ada komentar